PerpusTeknik.com

Perbandingan Model Pembelajaran Problem Based Learning dan Problem Solving: Apa Bedanya?

  • 1 Apa Itu Model Pembelajaran Problem Based Learning?
  • 2.1 1. Menentukan masalah yang menarik dan relevan
  • 2.2 2. Menyusun tim atau kelompok siswa
  • 2.3 3. Mencari dan menganalisis informasi
  • 2.4 4. Merancang solusi
  • 2.5 5. Melakukan presentasi solusi
  • 2.6 6. Refleksi dan evaluasi
  • 3.1 1. Pilih masalah yang relevan dengan kehidupan nyata
  • 3.2 2. Berikan panduan yang jelas
  • 3.3 3. Bantu siswa dalam mencari sumber informasi
  • 3.4 4. Dukung komunikasi dan kolaborasi antar siswa
  • 3.5 5. Evaluasi proses dan hasil pembelajaran
  • 4.1 1. Meningkatkan pemahaman konsep
  • 4.2 2. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis
  • 4.3 3. Meningkatkan kemampuan bekerja dalam tim
  • 4.4 4. Memotivasi siswa menjadi aktif
  • 4.5 5. Menghubungkan pembelajaran dengan dunia nyata
  • 5.1 1. Memerlukan waktu yang lebih lama
  • 5.2 2. Tidak semua siswa cocok dengan pendekatan ini
  • 5.3 3. Memerlukan guru yang terlatih
  • 5.4 4. Tidak semua masalah mudah ditemukan
  • 5.5 5. Membutuhkan sumber daya yang memadai
  • 6.1 1. Fokus Pembelajaran
  • 6.2 2. Sumber Masalah
  • 6.3 3. Tingkat Keterlibatan
  • 6.4 4. Tujuan Pembelajaran
  • 6.5 5. Hasil Pembelajaran
  • 7.1 1. Apa perbedaan antara PBL dan problem solving?
  • 7.2 2. Mengapa PBL penting dalam pendidikan?
  • 7.3 3. Apakah setiap guru dapat menggunakan PBL?
  • 7.4 4. Apakah PBL hanya cocok untuk mata pelajaran tertentu?
  • 7.5 5. Bagaimana mengukur pencapaian siswa dalam PBL?
  • 8.1 Share this:
  • 8.2 Related posts:

Pertama, mari kita lihat tentang model pembelajaran problem based learning (PBL). Model ini merupakan pendekatan yang menekankan pada pemecahan masalah secara kooperatif. Dalam PBL, siswa diberikan sebuah masalah yang nyata dan kompleks untuk diselesaikan sebagai pusat dari proses pembelajaran. Mereka kemudian dituntut untuk berkolaborasi dengan teman sekelas dalam mencari solusi terbaik secara mandiri. Guru berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa dalam mengatasi tantangan yang muncul.

Apa Itu Model Pembelajaran Problem Based Learning?

Cara mengimplementasikan model pembelajaran problem based learning, 1. menentukan masalah yang menarik dan relevan, 2. menyusun tim atau kelompok siswa, 3. mencari dan menganalisis informasi, 4. merancang solusi, 5. melakukan presentasi solusi, 6. refleksi dan evaluasi, tips mengimplementasikan model pembelajaran problem based learning, 1. pilih masalah yang relevan dengan kehidupan nyata, 2. berikan panduan yang jelas, 3. bantu siswa dalam mencari sumber informasi, 4. dukung komunikasi dan kolaborasi antar siswa, 5. evaluasi proses dan hasil pembelajaran, kelebihan model pembelajaran problem based learning, 1. meningkatkan pemahaman konsep, 2. mengembangkan kemampuan berpikir kritis, 3. meningkatkan kemampuan bekerja dalam tim, 4. memotivasi siswa menjadi aktif, 5. menghubungkan pembelajaran dengan dunia nyata, kekurangan model pembelajaran problem based learning, 1. memerlukan waktu yang lebih lama, 2. tidak semua siswa cocok dengan pendekatan ini, 3. memerlukan guru yang terlatih, 4. tidak semua masalah mudah ditemukan, 5. membutuhkan sumber daya yang memadai, perbandingan model pembelajaran problem based learning dan problem solving, 1. fokus pembelajaran, 2. sumber masalah, 3. tingkat keterlibatan, 4. tujuan pembelajaran, 5. hasil pembelajaran, faq (frequently asked questions), 1. apa perbedaan antara pbl dan problem solving, 2. mengapa pbl penting dalam pendidikan, 3. apakah setiap guru dapat menggunakan pbl, 4. apakah pbl hanya cocok untuk mata pelajaran tertentu, 5. bagaimana mengukur pencapaian siswa dalam pbl, share this:, related posts:.

perbandingan problem based learning dengan problem solving

Metode Pembelajaran CTL: Belajar Sambil Santai Menyenangkan!

perbandingan problem based learning dengan problem solving

Metode Pembelajaran Tipe STAD: Seru-Seruan Belajar Bareng!

perbandingan problem based learning dengan problem solving

Metode Konstruktivisme adalah Pendekatan Belajar yang Melibatkan Siswa dalam Proses Konstruksi Pengetahuan

Ghaziya

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment.

  • Privacy Policy
  • Syarat dan Ketentuan

Selamat Datang

Localstartupfest.id

Perbedaan PBL dan Problem Solving: Mana yang Lebih Efektif dalam Pembelajaran?

Perbedaan PBL dan Problem Solving: Mana yang Lebih Efektif dalam Pembelajaran? 1

Saat belajar atau menghadapi masalah, mungkin kamu sering kali mendengar istilah PBL dan Problem Solving. Namun, apa sebenarnya perbedaan antara PBL dan problem solving tersebut? Sebelumnya, PBL atau Problem-Based Learning merupakan salah satu metode pembelajaran di mana siswa akan bersama-sama mengidentifikasi masalah dan merancang solusi untuk memecahkannya. Sedangkan, Problem Solving adalah kemampuan untuk mengatasi masalah dengan cara yang efektif dan efisien, dari tahap analisis hingga implementasi solusi.

Meski tampak serupa, PBL dan Problem Solving memiliki perbedaan yang cukup signifikan. PBL lebih menekankan pada proses pembelajaran dan kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang muncul. Pada teknik ini, siswa dihadapkan pada masalah yang diharapkan dapat menggugah material dasar yang sedang dipelajari. Sementara itu, Problem Solving pada dasarnya merupakan bagian dari proses pembelajaran di mana seseorang memecahkan masalah yang sedang dihadapinya dengan kemampuan dan pengetahuan yang dimilikinya.

Bagaimana dengan cara belajar yang cocok dengan kamu? Apakah lebih memilih dihadapkan pada masalah atau menyelesaikannya? Salam belajar! Perbedaan PBL dan Problem Solving

Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL) dan metode Problem Solving merupakan dua pendekatan pembelajaran yang sering digunakan di dunia pendidikan dan bisnis. Meskipun keduanya memiliki kesamaan dalam menyelesaikan masalah, namun pada dasarnya terdapat perbedaan signifikan antara PBL dan Problem Solving.

  • PBL adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan pada pengembangan kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa. Dalam metode ini, siswa diberikan masalah kompleks dan realistis untuk dipecahkan secara mandiri atau dalam kelompok. Siswa diharapkan untuk dapat melibatkan diri secara aktif dalam memecahkan masalah tersebut dan mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh.
  • Sedangkan Problem Solving adalah suatu pendekatan untuk menyelesaikan masalah dengan konsep dan strategi yang sistematis. Pendekatan ini biasanya digunakan dalam konteks bisnis, dimana tim atau individu harus mencari solusi terbaik untuk masalah yang dihadapi. Dalam Problem Solving, para profesional memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki untuk memecahkan masalah dengan cara yang efektif dan efisien.

Perbedaan utama antara PBL dan Problem Solving adalah dalam konteks penggunaannya. PBL lebih sering digunakan dalam dunia pendidikan untuk mempromosikan pembelajaran yang aktif, sementara Problem Solving lebih sering dipraktikkan di dalam konteks profesional untuk menyelesaikan masalah bisnis. Meskipun begitu, keduanya memiliki unsur yang sama yaitu proses berpikir yang sistematis dan strategis untuk mencari solusi terbaik.

Seperti yang dapat dilihat pada tabel berikut, terdapat perbedaan lain antara PBL dan Problem Solving:

Secara keseluruhan, PBL dan metode Problem Solving adalah dua pendekatan pembelajaran yang berbeda. Keduanya memiliki manfaat yang unik tergantung pada konteks penggunaannya. PBL dapat membantu siswa untuk belajar secara mandiri dan meningkatkan keterampilan berpikir kritis, sedangkan Problem Solving dapat membantu profesional dan bisnis untuk menyelesaikan masalah dengan cara yang efektif dan efisien.

Pada setiap metode pembelajaran, tentunya memiliki tujuan yang ingin dicapai. Begitu pula dengan PBL (Problem Based Learning) yang memiliki tujuan yang spesifik dalam pengaplikasiannya di dalam dunia pendidikan. Tujuan PBL antara lain:

  • Melatih keterampilan pemecahan masalah.
  • Meningkatkan kemampuan kritis dan kreatif siswa.
  • Melatih keterampilan kerjasama dan komunikasi diantara sesama siswa.

Tujuan-tujuan tersebut tentunya menjadi hal yang penting dalam dunia pendidikan, dimana dengan memperkuat keterampilan-keterampilan tersebut, siswa diharapkan dapat menjadi pribadi yang tangkas dan mampu menghadapi tantangan yang ada di masyarakat.

Jenis-jenis Problem Solving

Problem solving adalah aktivitas yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. Ada banyak jenis-jenis problem solving yang ada, di antaranya:

  • Heuristik: Jenis problem solving ini dilakukan dengan cara menggunakan pengetahuan dan pengalaman untuk menyelesaikan masalah.
  • Algoritma: Jenis problem solving ini dilakukan dengan cara mengikuti langkah-langkah tertentu yang sudah ditentukan untuk menyelesaikan masalah.
  • Metode trial dan error: Jenis problem solving ini dilakukan dengan mencoba-coba dan melakukan kesalahan untuk menyelesaikan masalah.
  • Pemecahan masalah sistematis: Jenis problem solving ini dilakukan dengan cara mengidentifikasi, menganalisis, dan menyelesaikan masalah secara sistematis.
  • Collaborative problem solving: Jenis problem solving ini dilakukan oleh kelompok atau tim, di mana setiap anggota saling berkolaborasi untuk menyelesaikan masalah.

Pemecahan Masalah Sistematis

Pemecahan masalah sistematis adalah metode problem solving yang populer dan banyak digunakan di berbagai bidang, seperti bisnis, teknologi, dan pendidikan. Pemecahan masalah sistematis dilakukan dengan cara mengikuti langkah-langkah tertentu, yaitu:

  • Mengidentifikasi masalah atau situasi yang memerlukan penyelesaian.
  • Mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan untuk menganalisis masalah.
  • Menganalisis masalah dengan cara mengevaluasi informasi dan mengidentifikasi akar masalah.
  • Mengembangkan alternatif solusi yang dapat diimplementasikan.
  • Memilih solusi terbaik dan mengimplementasikannya.
  • Mengevaluasi solusi yang telah diterapkan untuk memberikan umpan balik dan melihat apakah solusi tersebut efektif atau tidak.

Pemecahan masalah sistematis dapat membantu seseorang atau kelompok untuk menyelesaikan masalah dengan lebih tepat dan efektif. Dengan menggunakan pendekatan sistematis, masalah akan dipahami dan dipecahkan dengan cara yang lebih terorganisir dan terstruktur.

Collaborative Problem Solving

Collaborative problem solving adalah metode problem solving yang melibatkan tim atau kelompok yang bekerja sama untuk menyelesaikan masalah. Metode ini dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam menyelesaikan masalah secara efektif. Ada banyak keuntungan yang didapat dari collaborative problem solving, di antaranya:

  • Meningkatkan kualitas solusi yang dihasilkan.
  • Meningkatkan kreativitas dan inovasi dalam menyelesaikan masalah.
  • Meningkatkan dukungan sosial yang diberikan oleh tim atau kelompok.
  • Meningkatkan kepercayaan diri dan motivasi untuk menyelesaikan masalah.
  • Meningkatkan kemampuan untuk bekerja sama dalam suatu tim atau kelompok.

Dalam collaborative problem solving, setiap anggota tim atau kelompok akan berkontribusi dengan cara yang berbeda untuk mencapai tujuan bersama. Mereka akan membagikan pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan dalam menyelesaikan masalah. Hal ini dapat membantu untuk menghasilkan solusi yang lebih inovatif dan efektif.

Dalam memilih metode problem solving yang tepat, seseorang atau kelompok harus mempertimbangkan sumber daya yang tersedia, waktu yang tersedia, dan tujuan yang ingin dicapai. Setiap jenis problem solving memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, oleh karena itu penting untuk memilih metode yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi yang ada.

Langkah-langkah PBL

Project-Based Learning atau PBL merupakan suatu metode belajar yang memungkinkan siswa untuk memecahkan masalah dengan mengerjakan proyek-relevan di lingkungan sekitar mereka. Ada beberapa langkah yang harus dilakukan dalam PBL untuk mencapai target dan tujuan pembelajaran. Dalam artikel ini, kita akan membahas setiap langkah dari PBL secara rinci.

  • Langkah 1 – Identifikasi topik dan masalah

Siswa harus memilih topik dan masalah yang relevan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini akan membantu siswa untuk memecahkan masalah yang nyata dan signifikan. Sebagai contoh, siswa dapat memilih topik seputar lingkungan atau masalah sosial dalam masyarakat.

  • Langkah 2 – Perencanaan proyek

Pada langkah ini, siswa perlu merencanakan proyek yang akan mereka kerjakan. Siswa perlu mengidentifikasi sumber daya yang dibutuhkan dan menentukan bagaimana tugas akan diselesaikan mengikuti batas waktu yang ditentukan.

  • Langkah 3 – Penyelesaian proyek

Setelah merencanakan proyek, siswa melanjutkan dengan menyelesaikan proyek tersebut. Siswa akan bekerja sama dalam tim untuk mencapai tujuan mereka dan menyelesaikan tugas secara efisien.

  • Langkah 4 – Evaluasi proyek

Perbedaan antara PBL dan Problem Solving

Kedua metodologi belajar ini serupa dalam hal siswa menyelesaikan masalah. Akan tetapi, perbedaan yang utama adalah dalam pendekatan yang digunakan. Problem Solving adalah sebuah teknik yang menggunakan pendekatan kritis untuk memecahkan masalah, sedangkan PBL lebih menekankan pada keterampilan bekerja sama dalam tim dan memberikan pengalaman langsung dalam menyelesaikan masalah nyata.

Melalui PBL, siswa dapat memecahkan masalah nyata sambil belajar dan mengembangkan keterampilan seperti bekerja sama dalam tim, berkomunikasi, dan kepemimpinan. Melalui langkah-langkah PBL, siswa dapat meningkatkan keterampilan multitasking, mempercepat proses pembelajaran, dan membentuk rasa percaya diri serta mandiri dalam memecahkan masalah.

Tabel 1. Perbedaan antara PBL dan Problem Solving.

Keunggulan PBL Perbedaan antara metode pembelajaran PBL dan problem solving terletak pada pendekatan dan fokus pembelajarannya. PBL berfokus pada pembelajaran dengan melibatkan siswa dalam proses riset dan kolaborasi untuk menyelesaikan sebuah masalah kompleks. Sedangkan problem solving fokus pada pembelajaran dengan menyelesaikan masalah yang diberikan tanpa melibatkan riset mendalam.

Namun, terdapat beberapa keunggulan PBL dibandingkan problem solving:

  • Peningkatan rasa percaya diri: Siswa yang terlibat dalam PBL merasa lebih percaya diri dengan kemampuan mereka dalam memecahkan masalah kompleks sehingga meningkatkan keterampilan problem solving mereka secara umum.
  • Meningkatkan kemampuan berpikir kritis: Dalam PBL, siswa dihadapkan pada masalah yang tidak memiliki satu jawaban pasti sehingga mereka harus berpikir kritis dan kreatif dalam mencari solusi.
  • Menumbuhkan kemampuan kolaborasi: Pembelajaran PBL melibatkan kolaborasi antar siswa dalam mencari solusi masalah sehingga mereka dapat belajar bagaimana bekerja dalam tim dan menyampaikan ide secara efektif.

Pada akhirnya, salah satu keunggulan terbesar dari PBL adalah dukungan yang diberikan pada siswa dalam mengembangkan keterampilan problem solving dan menciptakan lingkungan pembelajaran yang aktif dan interaktif. Oleh karena itu, method PBL adalah pilihan yang tepat untuk siswa yang ingin meningkatkan kemampuan problem solving mereka secara efektif dan menyenangkan.

Sumber: The Tim Ferriss Show Podcast: PBL vs Problem Solving

Perbedaan PBL dan Problem Solving

Problem-based learning (PBL) dan problem solving adalah dua metode pembelajaran yang berfokus pada pemecahan masalah, namun keduanya memiliki perbedaan utama.

  • PBL adalah pendekatan pembelajaran yang menempatkan mahasiswa sebagai pengambil keputusan aktif dalam memecahkan masalah melalui diskusi dan kolaborasi dengan sesama mahasiswa.
  • Problem solving, di sisi lain, fokus pada solusi dari masalah yang diberikan, dengan pendekatan yang lebih struktural dan terstruktur
  • Meskipun keduanya berfokus pada pemecahan masalah, PBL memiliki aspek berorientasi pada masalah yang lebih kuat daripada problem solving.

PBL sebagai Pembelajaran Berbasis Masalah

Dalam PBL, mahasiswa diberikan masalah nyata dan kompleks, kemudian diberikan waktu dan sumber daya untuk mengembangkan pemahaman mereka sendiri tentang masalah tersebut dan mencari solusi.

Mahasiswa melakukan diskusi dalam kelompok untuk mencari solusi masalah serta menyusun ide-ide untuk mulai menyelesaikan masalah tersebut. Misalnya, dalam kasus matematika, mahasiswa diminta untuk menyelesaikan perhitungan matematika rumit yang melibatkan banyak variabel dan faktor.

Problem Solving Sebagai Metode Struktural

Problem solving, pada dasarnya, adalah sekelompok teknik yang digunakan untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan menyelesaikan masalah. Pendekatan struktural digunakan untuk mengontrol solusi dari masalah yang diberikan dan pastinya lebih terstruktur dari PBL.

Berikut adalah contoh tabel yang membandingkan PBL dan Proble Solving

Dari tabel tersebut, dapat dilihat bahwa meskipun keduanya berfokus pada pemecahan masalah, PBL dan problem solving memiliki perbedaan yang signifikan dalam pendekatan dan fokus mereka.

Problem-based Learning (PBL) dan Problem Solving adalah dua pendekatan pembelajaran yang sering digunakan di sekolah dan universitas. Meskipun terdengar mirip, kedua konsep ini memiliki perbedaan dalam pendekatannya dan cara mereka diterapkan. Di bawah ini adalah beberapa perbedaan antara PBL dan Problem Solving:

Perbedaan Pendekatan dan Tujuan

  • PBL adalah pendekatan pembelajaran di mana siswa bekerja sama dalam kelompok untuk menemukan solusi atas masalah yang mereka hadapi. Tujuannya adalah untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis, keterampilan sosial, dan kemampuan belajar sepanjang hayat.
  • Problem Solving adalah proses untuk menyelesaikan masalah dengan mengidentifikasi, menganalisis, dan menyelesaikan masalah yang dihadapi. Tujuannya adalah untuk mengembangkan keterampilan analitis dan pemecahan masalah.

Perbedaan pada Jenis Masalah

PBL mengarah pada masalah yang kompleks dan lebih luas. Masalahnya biasanya tidak memiliki satu jawaban benar dan mengharuskan siswa untuk melakukan penelitian yang mendalam. Proble Solving terfokus pada masalah yang lebih spesifik dengan solusi yang jelas.

Perbedaan pada Pembelajaran Berbasis Proyek

PBL cenderung mengintegrasikan pembelajaran ke dalam proyek untuk memecahkan masalah yang kompleks. Siswa akan mengembangkan proyek mereka sendiri, mengeksplorasi isu-isu yang terkait dengan masalah, dan mempresentasikan solusi mereka. Sebaliknya, Problem Solving tidak selalu terkait dengan proyek lebih banyak berfokus pada pembuatan keputusan dari solusi yang ada.

Perbedaan pada Keterlibatan Dosen

Dosen lebih terlibat dalam memberikan panduan dan umpan balik dalam PBL karena ada penggunaan kelompok yang berinteraksi, meskipun banyak belajar juga bisa dilakukan oleh murid itu sendiri. Di sisi lain, pada Problem Solving, dosennya hanya membantu dalam menetapkan batasan masalah yang akan diselesaikan oleh siswa.

Perbedaan pada Evaluasi

Dalam pengajaran, penting untuk memahami perbedaan antara PBL dan Problem Solving. PBL mendorong siswa untuk berpikir dan belajar secara kritis dalam konteks kehidupan nyata, sementara Problem Solving membantu siswa mengembangkan keterampilan analitis ketika mereka menemukan solusi atas masalah yang diberikan.

Konsep dan Prinsip Dasar PBL

PBL atau Problem Based Learning adalah pendekatan pembelajaran yang mengutamakan pemecahan masalah sebagai landasan utama dalam proses pembelajaran. Terdapat beberapa prinsip dasar yang mendasari PBL.

  • Pembelajaran berpusat pada peserta didik
  • Peserta didik menjadi aktif dalam proses pembelajaran
  • Peserta didik bekerja dalam kelompok untuk memecahkan masalah
  • Problem solving menjadi fokus utama pembelajaran
  • Pembelajaran dilakukan dengan pendekatan interdisipliner
  • Materi pembelajaran bersifat autentik dan relevan dengan kehidupan nyata

Dalam PBL, peserta didik akan dihadapkan pada masalah atau situasi yang kompleks dan berbeda-beda pada setiap kesempatan. Peserta didik kemudian diminta untuk mencari solusi dari masalah tersebut melalui proses pengamatan, pemikiran, dan refleksi secara kritis dan kreatif.

Didalam PBL, prinsip dasar tersebut menjadi pedoman bagi pengajar untuk merancang pembelajaran yang menantang dan membangun kemampuan berpikir siswa secara holistik. Selain itu, PBL juga dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi, bekerja sama, dan memecahkan masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

Jadi, PBL dan problem solving memang memiliki kesamaan dalam hal fokus pada masalah. Namun, PBL lebih menekankan pada proses pemecahan masalah secara kreatif dan holistik, sedangkan problem solving hanya berfokus pada solusi dari masalah itu sendiri. Selain itu, PBL juga memberikan peran yang lebih aktif pada peserta didik, baik dalam merancang materi maupun mengambil keputusan.

Peran Guru dalam PBL

Problem-Based Learning (PBL) adalah metode pembelajaran yang memperkenalkan siswa pada kasus atau masalah dunia nyata sebagai titik awal untuk belajar. Proses belajar berpusat pada pemecahan masalah untuk menyelesaikan kasus tersebut. Guru memiliki peran penting dalam menjalankan metode pembelajaran PBL agar dapat efektif dan efisien.

  • Sebagai fasilitator pembelajaran: Guru berperan sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran PBL. Mereka tidak lagi hanya memberikan materi, tetapi membantu siswa dalam memahami materi dan menunjukkan cara untuk memecahkan masalah.
  • Memilih kasus yang relevan: Guru juga memiliki peran dalam memilih kasus atau masalah dunia nyata yang relevan dengan materi pembelajaran. Kasus yang dipilih harus menarik dan menggugah minat siswa untuk belajar lebih dalam.
  • Mendorong kolaborasi antar siswa: Pada metode pembelajaran PBL, siswa bekerja sama dalam kelompok untuk menyelesaikan masalah. Guru berperan dalam memastikan adanya kolaborasi antar siswa, sehingga mereka dapat memecahkan masalah dengan lebih efektif.

Guru juga perlu memberikan bimbingan kepada siswa dalam menerapkan metode PBL. Berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan oleh guru untuk memberikan bimbingan secara efektif:

  • Memberikan arahan: Guru memberikan arahan atau petunjuk yang jelas mengenai langkah-langkah yang perlu diambil untuk memecahkan masalah.
  • Mendorong refleksi: Guru mendorong siswa untuk merefleksikan proses pembelajaran dan mengevaluasi hasil yang telah dicapai.
  • Mendorong kreativitas: Selama proses pembelajaran, guru perlu mendorong siswa untuk berpikir kreatif dan memunculkan ide-ide terbaru.

Pada dasarnya, PBL dan Problem Solving memiliki konsep yang sama, yaitu memecahkan masalah. Namun, terdapat perbedaan mendasar antara keduanya:

  • PBL lebih fokus pada proses pembelajaran, sedangkan Problem Solving lebih fokus pada pencarian solusi.
  • PBL melibatkan kelompok siswa dalam pemecahan masalah, sedangkan Problem Solving lebih sering dilakukan secara individu.
  • PBL menggunakan masalah dunia nyata sebagai titik awal pembelajaran, sedangkan Problem Solving dapat menggunakan masalah apa saja sebagai bahan untuk mencari solusi.

Tabel Perbedaan antara PBL dan Problem Solving

Dengan mengetahui perbedaan antara PBL dan Problem Solving, guru dapat memutuskan metode pembelajaran mana yang sesuai untuk diimplementasikan pada materi pembelajaran yang dimiliki.

Peran Siswa dalam PBL

Problem-based learning (PBL) dapat dikatakan sebagai metode pembelajaran aktif yang menekankan pada peran siswa dalam memecahkan masalah. Oleh karena itu, peran siswa dalam PBL sangat penting dan harus dimengerti dengan baik. Berikut ini adalah penjelasan mengenai peran siswa dalam PBL:

  • Siswa sebagai pemecah masalah: Dalam PBL, siswa adalah pemecah masalah yang sebenarnya. Mereka dituntut untuk memecahkan suatu masalah atau tantangan yang diberikan dengan menggunakan berbagai macam sumber informasi.
  • Siswa sebagai pembelajar aktif: Siswa diharapkan untuk sangat aktif dalam pembelajaran karena mereka harus memecahkan suatu masalah. Mereka harus mencari sumber daya, berfikir kritis, dan mempresentasikan hasil pekerjaan mereka.
  • Siswa sebagai pengorganisasi: Siswa harus bertanggung jawab dalam mengorganisir pekerjaan mereka. Mereka harus merencanakan dan menjadwalkan kegiatan mulai dari analisis awal hingga presentasi akhir.
  • Siswa sebagai pemimpin: Dalam PBL, siswa diberi kebebasan untuk menentukan dan memimpin tim mereka sendiri. Hal ini menuntut siswa untuk bisa bekerja dalam kelompok dan memimpin kelompok tersebut agar dapat mencapai tujuan bersama.
  • Siswa sebagai evaluator: Siswa harus mengevaluasi pekerjaan mereka sendiri dan juga pekerjaan anggota tim mereka. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa pekerjaan yang dihasilkan memenuhi standar yang diharapkan.

Selain peran di atas, siswa juga harus memiliki kemampuan-kemampuan tertentu agar dapat berhasil dalam PBL, antara lain:

  • Kemampuan mencari sumber daya: Siswa harus mampu mencari dan mengambil sumber daya secara efektif dan efisien untuk memecahkan masalah yang diberikan.
  • Kemampuan berkolaborasi: Siswa harus mampu bekerja sama dengan anggota tim mereka dan berkolaborasi dengan baik.
  • Kemampuan berfikir kritis: Siswa harus mampu mengembangkan kemampuan berfikir kritis untuk mengidentifikasi isu-isu yang muncul dalam pemecahan masalah.
  • Kemampuan presentasi: Siswa harus mampu membuat presentasi yang baik dan efektif untuk mempresentasikan hasil pekerjaan mereka.

Berdasarkan tabel di bawah ini, dapat dilihat bahwa keberhasilan PBL sangat bergantung pada peran siswa dalam proses pembelajaran:

Dalam PBL, siswa memiliki peran yang sangat penting dalam memecahkan masalah dan mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, siswa harus berperan aktif dan memiliki kemampuan-kemampuan tertentu agar dapat berhasil dalam PBL.

Penggunaan Teknologi dalam PBL

PBL atau problem-based learning adalah metode pembelajaran di mana siswa diajak untuk menyelesaikan masalah dalam dunia nyata sebagai sarana untuk belajar. Penggunaan teknologi di dalam PBL memainkan peran penting dalam membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Berikut adalah beberapa cara di mana teknologi dapat digunakan di dalam PBL:

  • Mempelajari dasar-dasar teknologi: Setiap proyek PBL menuntut siswa untuk menggunakan beberapa jenis teknologi, misalnya untuk membangun website atau membuat video. Penting bagi siswa untuk memahami dasar-dasar teknologi ini agar dapat melaksanakan proyek dengan baik. Maka, guru dapat menyediakan panduan tutorial video atau live demo untuk membantu siswa memahami penggunaan teknologi secara tepat.
  • Menyelesaikan masalah menggunakan software: Ada berbagai jenis software yang dapat membantu siswa memecahkan masalah yang mereka hadapi. Misalnya, Microsoft Excel dapat membantu mengelola data dan mengekstrak informasi dari data tersebut. Software presentasi seperti Powerpoint dan Prezi dapat membantu siswa menyusun informasi mereka ke dalam presentasi yang efektif. Guru dapat melatih siswa dalam penggunaan software tersebut agar mereka dapat memanfaatkan teknologi sebaik mungkin.
  • Penggunaan internet: Internet menyediakan sumber informasi yang melimpah yang dapat membantu siswa dalam menyelesaikan masalah mereka. Misalnya, mereka dapat melakukan penelitian tentang topik tertentu atau mencari solusi bagi masalah yang dihadapi. Meskipun seperti itu, guru harus memperhatikan untuk memberi panduan tentang bagaimana siswa dapat mengakses dan menggunakan informasi yang tepat dan berkualitas dari internet.

Penggunaan Teknologi secara Global

Penggunaan teknologi dalam PBL dapat membantu siswa memperluas pandangan mereka secara global. Beberapa cara di mana teknologi dapat membantu siswa lebih memahami dunia adalah sebagai berikut:

  • Komunikasi: Teknologi seperti Skype dan e-mail memungkinkan siswa untuk berkomunikasi secara online dengan orang seluruh dunia. Hal ini membuka peluang untuk menjalin hubungan dengan orang-orang dari budaya yang berbeda dan dapat membantu meningkatkan wawasan siswa tentang cara berpikir dan bekerja di negara lain.
  • Platform pembelajaran online: Ada banyak platform pembelajaran online yang tersedia, misalnya seperti Edmodo, Moodle, dan Google Classroom. Platform-platform ini dapat membantu siswa belajar melalui kursus online yang tersedia dari mana saja di dunia dan belajar melalui diskusi dan tugas yang terstruktur.
  • Penggunaan media sosial: Media sosial dapat membantu siswa membangun jaringan dan koneksi dengan orang-orang di seluruh dunia. Melalui media sosial, siswa dapat berhubungan dengan peneliti atau ahli dalam bidang tertentu untuk memperdalam pemahaman mereka tentang proyek PBL yang sedang dilakukan.

Tabel Perbandingan PBL dan Problem Solving

PBL dan problem solving adalah metode pembelajaran yang mirip, namun ada perbedaan utama antara keduanya. Berikut adalah tabel perbandingan di antara keduanya:

PBL versus Metode Konvensional

Problem Based Learning (PBL) dan problem solving merupakan dua metode pembelajaran yang sering digunakan di dalam pendidikan. Dalam hal ini, PBL dan problem solving memiliki beberapa perbedaan yang signifikan.

  • PBL mengajarkan para siswa untuk belajar dari pengalaman dan mencari solusi terhadap masalah yang dihadapi. Sedangkan metode konvensional lebih cenderung pada pemberian materi secara teoritis dan memberikan tes atau tugas yang berkaitan langsung dengan materi tersebut.
  • PBL lebih menekankan pada kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan berkolaborasi dari para siswa. Sedangkan metode konvensional lebih fokus pada penguasaan materi dan keterampilan berhitung.
  • Para siswa pada PBL harus belajar bagaimana menyelesaikan masalah, sedangkan pada metode konvensional lebih banyak mengerjakan soal yang serupa.

Secara keseluruhan, perbedaan paling signifikan antara PBL dan metode konvensional terletak pada pendekatan pembelajaran yang digunakan. PBL lebih menekankan pada pengalaman dan penerapan nyata dalam menyelesaikan masalah, sedangkan metode konvensional lebih menekankan pada penguasaan konsep dan keterampilan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang belajar dengan metode PBL cenderung memiliki tingkat pemahaman yang lebih baik dan kemampuan berpikir kritis yang lebih tinggi daripada mereka yang belajar dengan metode konvensional. Namun, pada saat yang sama, PBL juga memiliki kelemahan, seperti memerlukan waktu lebih lama untuk menyelesaikan tugas dan memerlukan upaya lebih besar dari para siswa untuk mencari solusi terhadap masalah yang diberikan.

Jadi, PBL dan metode konvensional memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Namun, ketika dipilih dengan tepat dan disesuaikan dengan karakteristik siswa, kedua metode ini dapat menjadi cara yang efektif untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menghadapi permasalahan dan memperkuat pemahaman konsep yang diperoleh.

Sampai Jumpa Lagi, Teman-Teman!

Itulah perbedaan antara PBL dan problem solving, teman-teman. Semoga artikel ini dapat memberikan manfaat bagi kalian yang sedang belajar, terutama dalam memilih metode pembelajaran yang tepat. Terima kasih sudah membaca artikel ini sampai selesai. Jangan lupa untuk selalu kunjungi website kami untuk mendapatkan informasi menarik dan bermanfaat lainnya. Sampai jumpa lagi!

Perbedaan PBL dan PJBL: Apa yang Harus Anda Ketahui? Apa Itu Strategi Pembelajaran dan Bagaimana Cara Memilih yang Tepat? Perbedaan CTL dan PBL: Metode Pembelajaran yang Berbeda Namun Efektif Perbedaan PBL dan PJBL PDF: Membedah Kelebihan dan Kekurangan Kedua Metode Pembelajaran

PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI MIA MAN 2 KOTA BENGKULU

Article sidebar, main article content, article details.

Authors who publish with this journal agree with the following terms:

  • Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a  Creative Commons Attribution License  that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal.
  • Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
  • Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See  The Effect of Open Access ).
  • This work is licensed under a  Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License .

Abdullah, Ridwan Sani. 2013. Inovasi Pembeajaran. Jakarta: Bumi aksara. ISBN: 978-602-217-399-1

Arifianingsih, Indah., Sri, Mulyani., dan Suryadi, Budi Utomo. 2015. Pengaruh Pembelajaran Problem Solving Berbantuan Tutor Sebaya Dan Team Assisted Individualization (TAI) Dengan Memperhatikan Kemampuan Berpikir Kritis Terhadap Prestasi Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Kimia (JPK). 4(4): 163-172

Belecina, Rene R., Jose M., Dan Ocampo, Jr. 2018. Effecting Change On Students’ Critical Thinking In Problem Solving. International Journal For Educational Studies. 10(2): 109-118

Bey, Anwar., dan Asriani. 2013. Penerapan Pembelajaran Problem Solving untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika pada Materi SPLDV. Jurnal Pendidikan Matematika. 4(2): 224-239

Dewi, Elok Kristina. 2015. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran PPKn Kelas X di SMA Negeri 22 Surabaya. Jurnal Kajian Moral dan Kewarganegaraan. 2(3): 936-950

Farisi, Ahmad., Abdul, Hamid., dan Melvina. 2017. Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Suhu Dan Kalor. Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Pendidikan Fisika. 2(3): 284-287

Handayani, Ririn., dan Sigit, Priatmoko. 2013. Pengaruh Pembelajaran Problem Solving Berorientasi HOTS (Higher Order Thinking Skills) Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas X. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia. 7(1): 1051-1062

Hidjrawan, Yusi., Ibnu, Khaldun dan Sri, Adelila Sari. 2016. Efektivitas Model Pembelajaran Problem Solving Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Materi Larutan. Jurnal Pendidikan Sains Indonesia. 4(2):140-150

Irawati, Ratna Kartika. 2014. Pengaruh Model Problem Solving dan Problem Posing serta Kemampuan Awal terhadap Hasil Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Sains. 2(4): 184-192

Rusmina W., Rusmansyah., dan Arif S. 2014. Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPA 2 SMA PGRI 4 Banjarmasin pada Konsep Sistem Koloid Melalui Model Problem Based Learning. Jurnal Inovasi Pendidikan Sains. 5(2): 20-31

Simamora, Rustam E., dan Dewi, Rotua Sidabutar. 2017. Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Dan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Di Kelas VII SMP Negeri 3 Medan. SEMNASTIKAUNIMED. ISBN:978-602-17980-9-6: 422-431

Sufairoh. 2016. Pendekatan Saintifik & Model Pembelajaran K-13. Jurnal Pendidikan Profesional. 5(3): 116-125

Wahyuni, Sri. 2015. Pengembangan Bahan Ajar IPA Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP. Prosiding Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika (SNFPF) Ke-6, Bandung. 6(1): 300-305

Wiyanto, Agus B.S dan Supartono. 2012. Model Pembelajaran IPA Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan Berpikir Kritis Siswa SMP. Unnes Science Education Journal. 1(1): 12-20

perbandingan problem based learning dengan problem solving

Perbandingan Efektivitas Model Pembelajaran Problem Based Learning Dengan Model Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Pada Pembelajaran PPKn

  • Dhea Fatar Kiranadewi Universitas Kristen Satya Wacana
  • Agustina Tyas Asri Hardini Universitas Kristen Satya Wacana

Berdasarkan hasil pengamatan ditemukan permasalahan kemampuan berpikir kritis siswa yang rendah pada pelaksanaan pembelajaran PPKn, sehingga diperlukan model pembelajaran yang mampu melatih kemampuan berpikir kritis siswa. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis ada tidaknya perbedaan tingkat efektivitas antara model problem - based learning dan Problem Solving dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis belajar PPKn siswa di kelas IV SD. Jenis penelitian eksperimen semu (quasi experiment design) yang menggunakan teknik analisis deskriptif. Desain penelitian pola nonequivalent control group design, uji hipotesis penelitian ini menggunakan uji T independent Sample T test. Subyek penelitian yaitu kelas IV dengan jumlah siswa 58 yang meliputi 28 siswa kelas IV SD. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah pemberian tes kepada siswa. Dari hasil nilai postest teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data statistik kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan pengujian hipotesis dengan uji T sig. (2-tailed) diperoleh 0,000 yang artinya lebih kecil dari 0,05 (0,000<0,05) dengan t hitung  5,902> t tabel 2,002, dan nilai rata-rata penggunaan model problem based learning yaitu 80,00 yang mengalami peningkatan sedang dengan nilai N-Gain 0,48, sedangkan nilai rata-rata lebih rendah dari model Problem solving yaitu 69,50 dengan nilai N-Gain 0,23. Simpulan penelitian ini adalah model problem based learning terbukti lebih efektif dalam peningkatan kemampuan berpikir kritis PPKn pada siswa dibandingkan menggunakan model Problem Solving .

Adawiyah, R. (2018). Implementasi Metode Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran Al-Quran dan Hadist Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif dan Penanaman Sikap Peduli Sosial Pada siswa MTs Negeri 1 Sidoarjo. Pedagogia: Jurnal Pendidikan, 7(1), 61–67. https://doi.org/10.21070/pedagogia.v7i1.1604 .

Ardianingsih, F., Mahmudah, S., & Rianto, E. (2017). Peran Guru Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Pendidikan Khusus Pada Sekolah Luar Biasa Di Sidoarjo. Jurnal Pendidikan, 2(1), 14–20. https://doi.org/10.26740/jp.v2n1.p21-30 .

Ariswati, N. P. E. A. (2018). Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V Sd Negeri Nanggulan. Mimbar PGSD, 6(4). https://doi.org/10.1590/s1809-98232013000400007 .

Astawa, I. W. W., Putra, M., & Abadi, I. B. G. S. (2020). Pembelajaran PPKn dengan Model VCT Bermuatan Nilai Karakter Meningkatkan Kompetensi Pengetahuan Siswa. Jurnal Pedagogi Dan Pembelajaran, 3(2), 199–210. https://doi.org/10.23887/jp2.v3i2.25677 .

Falach, H. N. (2016). Perbandingan keefektifan pendekatan problem solving dan problem posing dalam pembelajaran matematika pada siswa SMP. Pythagoras: Jurnal Pendidikan Matematika, 11(2). https://doi.org/https://doi.org/10.21831/pg.v11i2.10635 .

Fitri, M., Yuanita, P., & Maimunah, M. (2020). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Terintegrasi Keterampilan Abad 21 Melalui Penerapan Model Problem Based Learning (PBL). Jurnal Gantang, 5(1), 77–85. https://doi.org/10.31629/jg.v5i1.1609 .

Herzon, H. H., Budijanto, & Utomo, D. H. (2018). Pengaruh Problem-Based Learning (PBL) terhadap Keterampilan Berpikir Kritis. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, Dan Pengembangan, 3(1), 42–46. http://journal.um.ac.id/index.php/jptpp/ .

Juliawan, G. A., Mahadewi, L. P. P., & Rati, W. R. (2017). Pengaruh Model Problem Based Learning (PBL) Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika. Mimbar PGSD, 5(2), 1–10. https://doi.org/10.23887/jjpgsd.v5i2.10881 .

Krissandi, A. D. S., & Rusmawan, R. (2015). Kendala Guru Sekolah Dasar Dalam Implementasi Kurikulum 2013. Jurnal Cakrawala Pendidikan, 3(3), 457–467. https://doi.org/10.21831/cp.v3i3.7409 .

Kurniaman, O., & Noviana, E. (2017). Penerapan Kurikulum 2013 Dalam Meningkatkan Keterampilan, Sikap, Dan Pengetahuan. Primary: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 6(2). https://doi.org/10.33578/jpfkip.v6i2.4520 .

Larasati, V., & Gafur, A. (2018). Hubungan kompetensi pedagogis dan kompetensi profesional guru PPKn dengan prestasi belajar siswa sekolah menengah. Jurnal Civics: Media Kajian Kewarganegaraan, 15(1), 45–51. https://doi.org/10.21831/jc.v15i1.17282 .

Machali, I. (2014). Kebijakan Perubahan Kurikulum 2013 dalam Menyongsong Indonesia Emas Tahun 2045. Jurnal Pendidikan Islam, 3(1), 71. https://doi.org/10.14421/jpi.2014.31.71-94 .

Maryatun, & Metro, P. E. F. U. M. (2017). Pengaruh Penggunaan Model Problem Based Learning (PBL) Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas X Semester Genap Sma Pgri 1 Metro Tahun Pelajaran 2016/2017. Jurnal Pendidikan EKonomi, 5(1), 152–159. https://doi.org/10.24127/ja.v5i2.1225 .

Morelent, Y., & Syofiani. (2018). Pengaruh Penerapan Kurikulum 2013 Terhadap Pembentukan Karakter Siswa Sekolah Dasar Negeri 05 Percobaan Pintu Kabun Bukittinggi. Jurnal Penelitian Bahasa Dan Sastra Indonesia, 1(2), 141–152. https://doi.org/10.22202/jg.2015.v1i2.1234 .

Mulyadin. (2016). Implementasi Kebijakan Pembelajaran Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Di SDN Kauman 1 Malang Dan SD Muhammadiyah 1 Malang. Jurnal Edutama, 3(2), 31–48. https://doi.org/10.30734/jpe.v3i2.35 .

Prasetyo, A., Hartini, T., Damayani, A., Mushafanah, Q., & Zahraini, D. A. (2016). IbM Himpaudi Kecamatan Kaliwungu Kendal Dalam Rangka Penyusunan Perangkat Pembelajaran Kurikulum 2013. E-DIMAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 7(2), 1 – 8. https://doi.org/10.26877/e-dimas.v7i2.1128 .

Pratiwi, E. T., & Setyaningtyas, E. W. (2020). Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SD dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning dan Model Pembelajaran Project Based Learning. Jurnal Basicedu, 4(2), 379–388. https://doi.org/10.31004/basicedu.v4i4.445 .

Purwati, L., Rochmad, & Wuryanto. (2018). An Analysis of Mathematical Problem Solving Ability Based on Hard Work Character in Mathematics Learning Using Connecting Organizing Reflecting Extending Model. Unnes Journal of Mathematics Education, 7(3), 195–202. https://doi.org/10.15294/ujme.v7i3.28977 .

Resbiantoro, G. (2016). Analisis Pedagogical Content Knowledge (Pck) Terhadap Buku Guru Sd Kurikulum 2013. Scholaria : Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, 6(3), 153. https://doi.org/10.24246/j.scholaria.2016.v6.i3.p153-162 .

Sidiq, M. A., & Prasetyo, T. (2020). Efektivitas Model Pembelajaran Problem Solving dan Discovery Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 4(2), 361–370. https://doi.org/10.31004/basicedu.v4i2.358 .

Sugiyanto, S., Kartowagiran, B., & Jailani, J. (2015). Pengembangan Model Evaluasi Proses Pembelajaran Matematika Di SMP Berdasarkan Kurikulum 2013. Jurnal Penelitian Dan Evaluasi Pendidikan, 19(1), 82–95. https://doi.org/10.21831/pep.v19i1.4558 .

Suryawati, E., Suzanti, F., Zulfarina, Putriana, A. R., & Febrianti, L. (2020). The implementation of local environmental problem-based learning student worksheets to strengthen environmental literacy. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 9(2), 169–178. https://doi.org/10.15294/jpii.v9i2.22892 .

Wasiran, Y., & Andinasari. (2019). Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Penalaran Adaptif Matematika Melalui Paket Instruksional Berbasis Creative Problem solving. JNPM (Jurnal Nasional Pendidikan Matematika), 3(1), 51–65. https://doi.org/10.33603/jnpm.v3i1.1466 .

Wiyasa, I. K. N. (2018). Pengaruh Model Pembelajaran Open Ended Berbasis Penilaian Proyek Terhadap Kompetensi Pengetahuan PPKn Siswa. Jurnal Imiah Pendidikan Dan Pembelajaran, 2(2). https://doi.org/10.23887/jipp.v2i2.15407 .

perbandingan problem based learning dengan problem solving

How to Cite

  • Endnote/Zotero/Mendeley (RIS)

Authors who publish with the  Journal for Lesson and Learning Studies   agree to the following terms:

  • Authors retain copyright and grant the journal the right of first publication with the work simultaneously licensed under a  Creative Commons Attribution License (CC BY-SA 4.0)  that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal. 
  • Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
  • Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work. (See  The Effect of Open Access )

Accreditation

Academia.edu no longer supports Internet Explorer.

To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to  upgrade your browser .

Enter the email address you signed up with and we'll email you a reset link.

  • We're Hiring!
  • Help Center

paper cover thumbnail

Perbandingan Penggunaan Metode Problem Based Learning (PBL), Metode Problem Solving Dan Metode Students Teams Achievement Division (Stad) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa

Profile image of PUPU SAEFUL RAHMAT

2021, Equilibrium: Jurnal Penelitian Pendidikan dan Ekonomi

ABSTRACTThe purpose of this study was to obtain findings about the differences in the improvement of students&#39; creative thinking skills between classes using problem-based learning methods, classes using problem-solving methods and classes using STAD learning methods. The research subjects were Class XI students of SMKN 1 Kadipaten in the 2018-2019 academic year. The method used in this study is a quasi-experimental. The analysis is used by using Counterbalanced Design with three classes, all of which are experimental classes. The results showed that: First, there were differences in the creative thinking abilities of students in the class using the PBL learning method and the creative thinking abilities of students in the class that used the Problem Solving learning method. where the creative thinking ability of students in a class that uses the PBL learning method is superior to the creative thinking ability of students in a class that uses the Problem Solving learning method....

Related Papers

astri wahyuni

Penilitian ini bertujuan untuk 1) mendeskripsikan keefektifan pembelajaran cooperative learning type STAD dan type TPS pada aspek ketercapaian SK, kemampuan komunikasi matematika, dan berpikir matematis siswa SMP dan 2) membandingkan keefektifan pembelajaran cooperative learning type STAD dan type TPS ditinjau dari ketercapaian Standar Kompetensi (SK), kemampuan komunikasi matematika, dan berpikir matematis siswa SMP. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian quasi eksperiment dengan desain nonequivalent (Pretest and Posttest) group design. Penelitian tersebut menggunakan dua kelas eksperimen. Populasi dalam penelitian ini siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Yogyakarta dengan sampel penelitian dua kelas yang ditentukan dari seluruh kelas VIII dengan perlakuan kelas VIII.A berupa metode cooperative learning type STAD dan kelas VIII.B berupa metode cooperative learning type TPS. Instrumen yang digunakan adalah tes. Untuk menyelidiki keefektifan cooperative learning type STAD dan coo...

perbandingan problem based learning dengan problem solving

Heryani Fatmah

This study aims to determine the increase in student learning outcomes at the Environmental Change and Waste Recycling concept after using Problem Based Learning (PBL) combined with Student Team Achievement Division (STAD). The method was classroom action research, which consists of 2 cycles. The results showed the activity of learners group in learning process in first cycle by 39.3% (low). In second cycle, activities learners group in learning process of 67.5% (high). An increase is in aspects of group activities, individual performance, and learning outcomes of students. This is due to the improvement in the learning process that measures the depth and breadth of the expressed prior knowledge, controlling the activity of students in the study group, the allocation of time for all the stages of learning can be accomplished and reward to motivate learners

Anna DeVita

Abstrak Penelitian ini menggunakan desain penelitian Randomized Control Group PreTest-PostTest. Dari hasil analisis data dan pembahasan diperoleh kesimpulan: (1) Peningkatan kemampuan berpikir kritis matematik siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran PBL sebesar 0,68 tergolong klasifikasi sedang dimana 39,03 % siswa memperoleh peningkatan lebih dari 0,70 dalam klasifikasi tinggi dan 60,97% siswa memperoleh peningkatan pada interval 0,30 0,70 dalam klasifikasi sedang, (2) Peningkatan kemampuan berpikir kritis matematik siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran konvensional sebesar 0,38 tergolong klasifikasi sedang dimana 75,61% siswa memperoleh peningkatan pada interval 0,3 0,70 dalam klasifikasi sedang dan 24,39 % siswa memperoleh peningkatan kurang dari 0,30 dalam kategori rendah, (3) Kemampuan berpikir kritis matematik siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran PBL lebih baik secara signifikan peningkatannya dari kemampuan berpikir kritis matematik sisw...

Journal for Lesson and Learning Studies

Fahriani Putri

This research is a Classroom Action Research (PTK) which aims to improve the ability of creative thinking and student learning outcomes fourth grade SD Negeri Mangunsari 03 Salatiga. Problems encountered in the learning process include students tend to be less active, monotonous learning, most students tend not to ask questions and some students&#39; creative thinking ability is still not seen. To overcome these problems, the researcher conducted a class action research related to the application of Problem Based Learning (PBL) learning model to improve creative creativity and learning result of fourth grade students of SD Negeri Mangunsari 03 Salatiga on Theme 7 Subtema 2 and 3 semesters II. The study consists of two cycles, each cycle consisting of three meetings each consisting of action planning, action execution, observation, and reflection and evaluation. The data in this research is obtained from observation, document study, and test. Improvement of students &#39;creative thi...

Jurnal Pengajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Ririn Sispiyati

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa kelas VIII pada bidang matematika, dimana kemampuan berpikir kritis sangat diperlukan pada era globalisasi. Tujuan dalam penelitian ini adalah 1) mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa antara yang memperoleh pembelajaran MEA, pembelajaran PBL dan pembelajaran konvensional; 2) mengetahui respon siswa selama proses pembelajaran matematika terhadap model pembelajaran MEA; dan 3) mengetahui respon siswa selama proses pembelajaran matematika terhadap model pembelajaran PBL. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen dengan desain kelompok kontrol tidak ekuivalen (Non Equivalent Control Group Design) dan populasi yang digunakan adalah seluruh siswa Kelas VIII SMPN 26 Bandung tahun ajaran 2012/2013 dengan sampel sebanyak tiga kelas. Instrumen pada penelitian ini adalah instrumen tes dan instrumen non tes (berupa angket, lembar observasi dan jurnal harian). Hasil pen...

Kristin Julisa Br. Ginting

Tulisan ini berisi hasil penelitian tindakan kelas yang mengamati perkembangan kemampuan siswa SMP kelas VII Andreas dalam hal mengidentifikasi unsur kebahasaan dan menulis teks deskripsi hewan. Dari hasil post test diperoleh hasil bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari tes sebelumnya yaitu dari nilai rata-rata 78 menjadi 92 dan nilai terendah dari 50 menjadi 80. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode Problem Based Learning berhasil dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

pardomuan sinambela

This research was conducted by the low ability students&#39; mathematical communication. This study aims to look at the differences in students&#39; mathematical communication skills by applying two models of learning, ie learning model Problem Based Learning (PBL) and cooperative learning model STAD on the Pythagorean theorem material. Research conducted at SMP Negeri 1 Selesai with the sampling technique is simple random sampling and selecting classes done at random, obtained class VIII-3 as the experimental class A and class VIII-7 as the experimental class B respectively numbered 34 and 32 students , The instrument used in this study is a test essay by the number of items have been about 6 divalidkan by the validator. Data analysis using t test at significance level of 5% with the prerequisite test of normality and homogeneity. In both classes the pretest data testing showed that both classes of data were normally distributed and homogeneous. T-test-pretest posttest difference o...

david ardiyanto

ABSTRAK David Ardiyanto. S851308064. Eksperimentasi Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL), Teams Assisted Individualization (TAI), dan Students Teams Achievement Divisions (STAD) dengan Pendekatan Saintifik ditinjau dari Adversity Quotient (AQ) siswa SMA/MA di Kabupaten Wonogiri Tahun Pelajaran 2014/2015. Pembimbing I: Prof. Dr. Budiyono, M.Sc., Pembimbing II: Dr. Budi Usodo, M.Pd. Tesis. Program Studi Pendidikan Matematika Program Pascasarjana Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2015. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) manakah yang memberikan pemahaman konsep lebih baik, diantara model pembelajaran PBL, TAI dan STAD dengan pendekatan saintifik, (2) manakah yang memberikan ketrampilan komputasi lebih baik, antara model pembelajaran PBL, TAI dan STAD dengan pendekatan saintifik, (3) manakah yang memberikan pemahaman konsep lebih baik, antara AQ tinggi, sedang, atau rendah, (4) manakah yang memberikan ketrampilan k...

EduChemia (Jurnal Kimia dan Pendidikan)

handi herdiawan

Royal Gultom

Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen dan dilakukan di SMP SW Sidorame Medan yang bertujuan untuk mengetahui apakah kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw lebih tinggi daripada model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi Kubus dan Balok di kelas VIII SMP SW Sidorame Medan T.A 2017/2018. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP SW Sidorame Medan T.A 2017/2018 yang terdiri dari 2 kelas. Sedangkan yang menjadi sampel dalam penelitian ini ada dua kelas, yaitu kelas VIII-1 sebanyak 32 orang yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan kelas VIII-2 sebanyak 32 orang yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Penentuan sampel dilakukan secara acak (cluster sampling). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes uraian (essay test) sebanyak 5 soal yang telah dinyatakan valid. Hasil penelitian dan pengujian hipotesis disimpulkan bahwa ...

RELATED PAPERS

Lã Thu Hằng

Dmitry Gudkov

Katarzyna Jewtuch

Maykensy Tirado

Perinatal Journal

Sefa Yiğit Kurt

Journal of Physics: Conference Series

Kevin Farinholt

Energy and Buildings

Masanori Shukuya

Applied and Environmental Microbiology

dubois veronique

Journal of Applied Psychology

jalil fathabadi

Building and Environment

Shivam Singh

American Journal on Mental Retardation

Richard Belser

Vladimir Petrishchev

Applied Surface Science

Inorganic Chemistry

Joke Hadermann

Blood Advances

Rosemary Sutton

Rita Vianello

Journal of the Geological Society

Mike Curtis

Alejandro Villamor Iglesias

The Electronic Journal of Linear Algebra

Aliaa Burqan

Canadian Journal of Surgery

Julie Joncas

BOOK NOW :- ☎ 8527673949 | 💘 Call Girls In Ramesh Nagar Delhi

Ashish Delhi

RELATED TOPICS

  •   We're Hiring!
  •   Help Center
  • Find new research papers in:
  • Health Sciences
  • Earth Sciences
  • Cognitive Science
  • Mathematics
  • Computer Science
  • Academia ©2024

PERBANDINGAN MODEL PROBLEM-BASED LEARNING DAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

Ade Setyawan, - (2023) PERBANDINGAN MODEL PROBLEM-BASED LEARNING DAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA. S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.

Baca Full Text klik disini

Kemampuan pemecahan masalah matematis merupakan suatu kemampuan yang dimiliki oleh seseorang dalam memecahkan masalah yang bersifat matematika. Faktanya, berdasarkan hasil penelitian terdahulu diperoleh informasi kemampuan pemecahan masalah matematis siswa SMA di Indonesia masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji perbandingan model problem-based learning dan discovery learning terhadap peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode quasi experimental dengan desain the static group pretest-posttest design. Populasi pada penelitan ini adalah seluruh siswa kelas X di salah satu SMA Negeri di Kota Bandung dengan mengambil dua kelas sebagai sampel menggunakan purposive sampling, yaitu kelas X-7 sebagai kelas eksperimen 1 dan kelas X-8 sebagai kelas eksperimen 2. Kelas eskperimen 1 dan eksperimen 2 memiliki sampel sebanyak 32 siswa. Instrumen penelitian terdiri atas tes kemampuan pemecahan masalah matematis materi peluang. Hasil dari penelitian ini adalah : 1) Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang menerima perlakuan model problem-based learning lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang menerima model discovery learning. 2) Tidak terdapat pengaruh interaksi model pembelajaran dan kemampuan awal matematika terhadap peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. 3) Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis kategori kemampuan awal matematika tinggi dan sedang model problem-based learning lebih tinggi dari model discovery learning. 4) Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis ketiga kategori kemampuan awal matematika di kelas model problem-based learning. 5) Tidak terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis ketiga kategori kemampuan awal matematika di kelas model discovery learning. Mathematical problem solving ability is an individual's capability to solve mathematical problems. However, based on the results of previous studies, the mathematical problem solving ability of high school students in Indonesia is low. The purpose of this research is to compared of problem-based learning and discovery learning models to increase students' mathematical problem solving abilities. The research used quasi experimental method with the static group pretest-posttest design. The population of this research consists of all 10th-grade students in one of the high schools in Bandung City. Two classes were selected as samples using purposive sampling, X-7 class as the experimental group 1 and X-8 class as the experimental group 2. Both the experimental 1 and the experimental 2 groups had a sample size of 32 students. The research instruments consist of a mathematical problem solving ability test on the topic of probability. The results of this research are as follows: 1) The improvement in students' mathematical problem solving ability who received the treatment of the problem-based learning model was higher compared to students who received discovery learning. 2) There is no significant interaction effect between the teaching model and prior mathematical abilities on the improvement of students' mathematical problem solving skills.3) The improvement in students' mathematical problem solving ability with high and medium prior math abilities using the problem-based learning model is higher than the discovery learning model. 4) There were differences in the improvement of mathematical problem solving ability among the three categories of students' prior mathematics ability in the problem-based learning model. 5) There is no difference in the improvement of mathematical problem-solving ability among the three students’ prior mathematics ability categories in the discovery learning model classes.

Actions (login required)

  • Browse by Tahun
  • Browse by Subject
  • Browse by Division
  • Browse by Penulis

PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN CREATIVE PROBLEM SOLVING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ANALITIS PESERTA DIDIK (Studi Quasi Eksperimen pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS MA Negeri 2 Kota Tasikmalaya Tahun Pelajaran 2018/2019)

Ana Fatunnisa, Noor (2019) PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN CREATIVE PROBLEM SOLVING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ANALITIS PESERTA DIDIK (Studi Quasi Eksperimen pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS MA Negeri 2 Kota Tasikmalaya Tahun Pelajaran 2018/2019). Sarjana thesis, Universitas Siliwangi.

Permasalahan pokok dalam penelitian ini mengenai kemampuan berpikir analitis peserta didik yang masih sangat rendah, adapun tujuannya untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir analitis peserta didik melalui penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning dengan model pembelajaran Creative Problem Solving. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experiment dengan teknik pengumpulan data berupa tes uraian. Adapun populasi dalam penelitian ini sebanyak 132 peserta didik dimana teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dimana terdapat 96 peserta didik yang terbagi pada kelas eksperimen model Problem Based Learning yaitu kelas XI IPS 3 yang berjumlah 32 peserta didik dan kelas eksperimen model Creative Problem Solving yaitu kelas XI IPS 4 serta kelas kontrol model konvensional sebagai pembanding yaitu kelas XI IPS 1 yang berjumlah 32 peserta didik. Sedangkan untuk uji hipotesis menggunakan uji Paired Samples T-Tes untuk kelas eksperimen Problem Based Learning, kelas eksperimen Creative Problem Solving, dan kelas konvensional, sedangkan untuk N-Gain menggunakan uji Independent Samples T-Tes, untuk taraf signifikan 5% atau 0,05. Hipotesis diperoleh Sig. (2-tailed) sebesar 0,192 maka Sig. (2-tailed) > 0,05 maka Ho diterima, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir analitis di kelas eksperimen pertama dan di kelas eksperimen kedua sesudah perlakuan. Kata Kunci: Problem Based Learning, Creative Problem Solving, Berpikir Analitis

Actions (login required)

IMAGES

  1. 5 Langkah Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

    perbandingan problem based learning dengan problem solving

  2. perbedaan problem solving dan problem based learning

    perbandingan problem based learning dengan problem solving

  3. Model Pembelajaran Problem Based Learning

    perbandingan problem based learning dengan problem solving

  4. keunggulan model pembelajaran problem solving

    perbandingan problem based learning dengan problem solving

  5. Langkah Langkah Pbl

    perbandingan problem based learning dengan problem solving

  6. Problem Based Learning, Melalui Masalah Kita Belajar

    perbandingan problem based learning dengan problem solving

VIDEO

  1. Video (UKIN )PPG Daljab angkatan 3 Tahun 2023

  2. VIDIO UKIN

  3. Menulis Teks Laporan Hasil Observasi Secara Kritis dengan Problem Based Learning

  4. VIDEO UKIN : MILA KARMILA PPG DALJAB ANGKATAN II 2023 BIOLOGI

  5. PEMBELAJARAN TEMATIK DENGAN MODEL Problem-based Learning/PBL #viral #tech #funny #games

  6. VIDIO PPG daljab (UKIN)

COMMENTS

  1. Perbandingan Model Pembelajaran Problem Based Learning dan Problem

    Yuk simak perbandingan dua model populer: problem based learning dan problem solving. Temukan kelebihan dan kelemahan keduanya serta manfaatnya bagi proses belajar-mengajar. Lengkap dengan tips untuk menentukan pilihan terbaik! ... Dalam perbandingan dengan model pembelajaran Problem Solving, PBL memiliki perbedaan dalam fokus pembelajaran ...

  2. Perbedaan PBL dan Problem Solving: Mana yang Lebih Efektif dalam

    Problem-based learning (PBL) dan problem solving adalah dua metode pembelajaran yang berfokus pada pemecahan masalah, namun keduanya memiliki perbedaan utama. PBL adalah pendekatan pembelajaran yang menempatkan mahasiswa sebagai pengambil keputusan aktif dalam memecahkan masalah melalui diskusi dan kolaborasi dengan sesama mahasiswa.

  3. Perbandingan Model Pembelajaran Problem Solving Dan Problem Based

    ALOTROP, Jurnal Pendidikan dan Ilmu Kimia, 4(2): 107-116 (2020) p-ISSN 2252-8075 e-ISSN 2615-2819 107 PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI MIA MAN 2 KOTA BENGKULU Ida Nurjelita Sani*1, Amrul Bahar2, Elvinawati3 1,2,3Pendidikan Kimia, Jurusan PMIPA, FKIP, Universitas Bengkulu

  4. (PDF) Perbandingan Model Pembelajaran Problem Based Learning dan

    The Discovery Learning learning model focuses on discovery and investigation, where students can find their own answers to the problems at hand, in contrast to Problem-Based Learning which ...

  5. Perbandingan Metode Problem Based Learning (Pbl), Metode Problem

    APA Citation: Rahmat, Pupu S., Juniawati, E. (2021). Perbandingan Metode Problem Based Learning (PBL), Metode Problem Solving dan Metode Student Teams Achievement Divison (STAD) dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa. Equilibrium: Jurnal Penelitian Pendidikan dan Ekonomi, 18(1), 22-32. DOI: 10.25134/equi.v18i01. ABSTRACT

  6. Perbandingan Efektivitas Model Pembelajaran Problem Based Learning

    This type of quasi-experimental research (quasi experiment design) uses descriptive analysis techniques. The research design pattern is nonequivalent control group design, the research hypothesis is tested using the independent T test Sample T test. The research subjects were grade IV with 58 students including 28 grade IV SD students.

  7. Perbandingan Model Pembelajaran Problem Solving Dan Problem Based

    The aim of this study to determine the comparison of Problem Solving (PS) and Problem Based Learning (PBL) models to critical thinking skills of student on buffer solution material. This type of research is quasi experimental research with posttest only control group design research design. The population of this study is all class XI IPA of MAN 2 Bengkulu City academic year 2018/2019 as many ...

  8. Analisis Perbandingan Metode Problem Based Learning Dan Problem Solving

    Serta hasil Uji Tukey nilai Signifikansi 0,966, hasil belajar siswa yang belajar menggunakan model Problem Based Learning dengan Project Based Learning pada siswa yang memiliki kemandirian belajar ...

  9. Perbandingan Model Pembelajaran Problem Solving Dan Problem Based

    Based on these results, the experimental class 1 which applied the problem solving learning model was better at improving students' thinking skills than the experimental class 2 which applied a ...

  10. Perbandingan Model Pembelajaran Problem Solving Dan Problem Based

    yaitu dengan model pembelajaran Problem Solving dan Problem Based Learning. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui perbandingan terhadap hasil belajar siswa setelah dilakukan penggunaan model pembelajaran Problem Solving dan Problem Based Learning pada materi Sistem Reproduksi Manusia. Metode penelitian yang digunakan adalah Pre-Eksperimental

  11. Perbandingan Efektivitas Model Pembelajaran Problem Based Learning

    Tujuan penelitian ini untuk menganalisis ada tidaknya perbedaan tingkat efektivitas antara model problem-based learning dan Problem Solving dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis belajar PPKn siswa di kelas IV SD. ... Hasil penelitian ini menunjukkan pengujian hipotesis dengan uji T sig. (2-tailed) diperoleh 0,000 yang artinya lebih kecil ...

  12. Perbandingan Model Problem Based Learning Dengan Creative Problem

    PERBANDINGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN CREATIVE PROBLEM SOLVING DAN COOPERATIVE LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DAN SELF-EFFICACY SISWA Fika Widya Sawitri 1)*, Suyono 2), Lukman El Hakim 3) Pendidikan Matematika Jenjang Magister, Universitas Negeri Jakarta [email protected] ABSTRACT

  13. Perbandingan Efektivitas Model Pembelajaran Problem Based Learning

    Hasil penelitian ini menunjukkan pengujian hipotesis dengan uji T sig. (2-tailed) diperoleh 0,000 yang artinya lebih kecil dari 0,05 (0,000<0,05) dengan t hitung 5,902> t tabel 2,002, dan nilai rata-rata penggunaan model problem based learning yaitu 80,00 yang mengalami peningkatan sedang dengan nilai N-Gain 0,48, sedangkan nilai rata-rata ...

  14. PDF Problem Based Learning Dengan Problem Solving Pada Mata Pelajaran

    the learning outcomes of the Problem Solving learning method in the Construction Cost Estimation subject at SMK Negeri 6 Bandung and (3) obtaining a comparison of the increase in learning outcomes between the Problem Based Learning and Problem Solving methods so that it knows which method has an increase in higher learning outcomes.

  15. Perbandingan Efektivitas Model Pembelajaran Problem Based Learning

    Download Citation | Perbandingan Efektivitas Model Pembelajaran Problem Based Learning Dengan Model Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Pada Pembelajaran PPKn | Berdasarkan hasil ...

  16. (PDF) Perbandingan Penggunaan Metode Problem Based Learning (PBL

    Perbandingan Metode Problem Based Learning (PBL), Metode Problem Solving dan Metode Student Teams Achievement Divison (STAD) dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa. Equilibrium: Jurnal Penelitian Pendidikan dan Ekonomi, 18(1), 22-32. DOI: 10.25134/equi.v18i01.

  17. Perbandingan Peningkatan Hasil Belajar Metode Pembelajaran Problem

    Nurul Qolby Irbani Tenriola, Irbani Tenriola (2019) PERBANDINGAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN PROBLEM SOLVING PADA MATA PELAJARAN ESTIMASI BIAYA KONSTRUKSI SISWA SMK NEGERI 6 BANDUNG. S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.

  18. Project-Based Learning and Problem-Based Learning Models in Critical

    Problem-Based Learning (PBL) directs students to learn, directs individual and group investigations, generates and performs work, and assesses the problem-solving process. While the syntaxes for Project-Based Learning (PjBL) are starting learning with essential questions, designing a plan for the project, creating the schedule, monitoring ...

  19. Perbandingan Model Problem-based Learning Dan Discovery Learning

    The research instruments consist of a mathematical problem solving ability test on the topic of probability. The results of this research are as follows: 1) The improvement in students' mathematical problem solving ability who received the treatment of the problem-based learning model was higher compared to students who received discovery learning.

  20. PDF Perbandingan Hasil Belajar Metode Problem Based Learning dan Metode

    Keywords— Problem Based Learning, Problem Solving, Learning Outcomes, DLE Abstrak—Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui perbandingan hasil belajar peserta didik menggunakan

  21. Perbandingan Model Pembelajaran Problem Based Learning Dengan Creative

    Ana Fatunnisa, Noor (2019) PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN CREATIVE PROBLEM SOLVING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ANALITIS PESERTA DIDIK (Studi Quasi Eksperimen pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS MA Negeri 2 Kota Tasikmalaya Tahun Pelajaran 2018/2019). Sarjana thesis, Universitas Siliwangi.

  22. Perbandingan Model Problem Based Learning Dan Inkuiri Terbimbing

    keterampilan berpikir kritis siswa dengan penerapan model problem based learning dalam pembelajaran geografi dengan hasil bahwa PBL dapat membuat pembelajaran geografi efektif dan efisien sehingga keterampilan berpikir kritis siswa meningkat (Herzon dkk., 2018). Penelitian lainnya ialah penelitian yang melihat peningkatan

  23. Physics Teaching Materials Based on The Creative Problem-Solving Model

    Hypothesis testing of the posttest conducted tc tt where 1.831 1.666 H0 is rejected and H1 is accepted, the conclusion is the research results that the use of physics material for teaching based on the creative problem-solving model with concept maps has a effect in significant on the outcomes of learning from students in class XI MIPA SMA ...

  24. (PDF) Studi Perbandingan Kemampuan Pemecahan Masalah ...

    Studi Perbandingan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning Dan Problem Solving September 2022 Jambura Journal of Educational Chemistry 4(2):118-126